Bagaimana keanekaragaman hayati diukur?

Bagaimana keanekaragaman hayati diukur?

Keanekaragaman hayati didefinisikan sebagai jumlah organisme di dunia, pada skala yang berbeda dari organisasi biologis, spesies, sistem, dan keragaman genetik tersebut. Ini adalah penentu utama dalam pencapaian stabilitas ekologis, cara hidup manusia, dan ketahanan sistem alami. Tapi, bagaimana para ilmuwan dapat mengukur proses keanekaragaman hayati yang besar dan kompleks secara intrinsik? Ada banyak pendekatan, masing -masing dimodelkan dari sudut pandang yang sedikit berbeda tentang keanekaragaman hayati.

Ukuran utama keanekaragaman hayati

1. Kekayaan spesies

Kekayaan spesies adalah cara paling sederhana untuk mengukur keanekaragaman hayati. Yaitu, jumlah spesies yang ditemukan di daerah tersebut. [For example]ada lebih banyak spesies (keanekaragaman hayati) di hutan hujan yang memiliki 500 spesies pohon daripada di padang rumput yang hanya memiliki 50 spesies pohon berbeda yang tersedia. Namun demikian, dari kekayaan spesies dengan sendirinya, rasio masing -masing spesies dalam suatu ekosistem, dan pada gilirannya rasio masing -masing spesies dalam pentingnya suatu ekosistem tidak dapat diperoleh.

2. Evenness Spesies

Keseraman menyeimbangkan kekayaan spesies dalam hal proporsi (relatif) individu di seluruh spesies. Sebuah komunitas di mana beberapa spesies menempati jumlah yang sama dari masing -masing individu adalah keren -keren, sedangkan kerataan yang rendah diamati untuk komunitas di mana sejumlah kecil spesies sangat dominan. Indeks ini memastikan bahwa penilaian keanekaragaman hayati tidak hanya didasarkan pada keragaman tetapi juga keseimbangan.

3. Keragaman genetik

Keragaman genetik adalah parameter penting untuk adaptif dan kelangsungan hidup semua spesies. Para peneliti menganalisis sampel DNA, menghitung keragaman genetik, yang telah diterapkan untuk menjelaskan potensi adaptif suatu spesies dengan faktor stres lingkungan, untuk patogen, dll. Populasi yang seragam secara genetik (misalnya, cheetah) lebih rentan terhadap kepunahan.

4. Keragaman ekosistem

Keanekaragaman hayati juga dievaluasi pada tingkat ekosistem. Ini meliputi habitat, komunitas, dan dinamika ekologis di wilayah tanah. Misalnya, adegan yang berisi hutan, lahan basah, dan padang rumput adalah sistem keragaman yang lebih tinggi sehubungan dengan jaringan fungsi ekosistem daripada adegan yang hanya berisi hutan].

5. Keragaman fungsional

Keragaman fungsional adalah fungsi spesies di tingkat komunitas. Beberapa spesies bekerja sebagai penyerbuk, sementara mereka mendapatkan kehidupan melalui predasi, dekomposisi atau fiksasi nitrogen. Dengan metode ini, berbeda dengan hanya menghitung spesies, produktivitas ekosistem dikuantifikasi.

Metode yang digunakan untuk mengukur keanekaragaman hayati

1. Survei Lapangan

Menggunakan kuadrat (area kecil tanah) atau transek (bagian linier yang dibuat di seluruh habitat) survei, para ilmuwan mencatat data keberadaan spesies. Metode ini memberikan data dasar untuk penilaian keanekaragaman hayati.

2. Penginderaan jauh

Peta lingkungan yang dikumpulkan dari citra satelit dan drone membantu melaporkan hilangnya habitat, deforestasi, dan cakupan vegetasi, yang merupakan informasi global mulai dari keragaman ekosistem.

3. Analisis DNA Lingkungan (EDNA)

Metode EDNA dapat digunakan untuk memantau materi genetik penumpahan dari organisme di tanah, air, atau udara. Pendekatan ini juga tidak kontak dan, oleh karena itu, dapat digunakan untuk klasifikasi spesies samar.

4. Pendekatan berbasis indeks

Beberapa indeks keanekaragaman hayati menggabungkan langkah -langkah yang berbeda: beberapa indeks keanekaragaman hayati menggabungkan langkah -langkah yang berbeda:

• Indeks Shannon: Menangani Kekayaan dan Kerataan Spesies.

• Indeks Simpson: Menentukan probabilitas bahwa dua individu yang dipilih secara acak dari dua entitas milik spesies yang sama.

• Indeks Jaccard: Membandingkan keanekaragaman hayati antara dua area.

Mengapa mengukur masalah keanekaragaman hayati

Penilaian keanekaragaman hayati yang tepat adalah dasar untuk konservasi, perubahan lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan. Kemampuan untuk mengidentifikasi tren dalam keanekaragaman hayati memungkinkan pemerintah dan badan -badan lain untuk membuat kebijakan untuk konservasi spesies yang terancam punah, dan untuk regenerasi ekosistem.

Pikiran terakhir

Pengukuran keanekaragaman hayati bukan proses satu ukuran untuk semua. Ekosistem dan tujuan konservasi yang berbeda membutuhkan pendekatan yang berbeda. Pengembangan tingkat kecanggihan teknologi yang lebih tinggi telah memperkenalkan teknologi yang sepenuhnya baru, seperti identifikasi spesies berbasis kecerdasan buatan, dan pada gilirannya telah meningkatkan kapasitas untuk memantau dan melestarikan warisan biosfernya bahkan sendiri.