Mistisisme Asia, selama beberapa dekade, telah menjadi magnet bagi orang-orang dari seluruh penjuru dunia, dan warga Inggris tidak terkecuali dalam arus migrasi ini. Dari kota metropolitan yang ramai hingga kota-kota pesisir yang tenang, ekspatriat asal Inggris telah merasa betah di seluruh benua dengan berbagai peran yang berbeda-beda. Namun siapakah mereka, pekerjaan apa yang mereka lakukan, dan bagaimana tren yang berkembang selama beberapa tahun terakhir?
Tenaga Kerja yang Beragam: Peran dan Industri
Ekspatriat Inggris di Asia memiliki beragam profesi. Secara tradisional, banyak orang mendapatkan peluang untuk mengajar bahasa Inggris, dan hal ini terus berlanjut, terutama di negara-negara seperti Thailand, Korea Selatan, dan Vietnam. Namun, lanskap ekspatriat telah terdiversifikasi secara signifikan sejak tahun 2000. Keuangan, terutama di kota-kota seperti Hong Kong dan Singapura, tetap menjadi daya tarik yang kuat; Profesional Inggris mengisi berbagai posisi di perbankan, investasi, dan asuransi. Pertumbuhan teknologi juga membuka bidang lain di mana ekspatriat asal Inggris bekerja dalam pengembangan perangkat lunak, konsultasi TI, dan e-commerce di berbagai negara Asia.
Selain segmen inti yang disebutkan di atas, bidang lain di mana ekspatriat Inggris dapat ditemukan adalah bidang teknik, terutama di berbagai proyek infrastruktur di seluruh Asia Tenggara dan sektor energi, terutama di negara-negara yang memiliki cadangan minyak dan gas yang sangat besar. Industri kreatif, seperti desain, pemasaran, dan media, juga menarik sejumlah profesional Inggris, terutama di kota-kota seperti Tokyo dan Bangkok. Semakin banyak pengusaha Inggris yang mendirikan bisnis di Asia, memanfaatkan pertumbuhan pasar dan peluang investasi. Mereka membangun jaringan, meningkatkan CV, dan mengembangkan karier.
Memetakan Jejak Ekspatriat: Angka dan Lokasi
Sulit untuk mengetahui secara pasti berapa banyak ekspatriat Inggris yang tinggal di Asia, mengingat statistik resmi tidak selalu sesuai dan banyak ekspatriat belum tentu mendaftar ke kedutaan atau konsulat masing-masing. Meski begitu, ratusan ribu warga Inggris diperkirakan tinggal di seluruh benua.
Pusat-pusat tradisional seperti Hong Kong dan Singapura masih memiliki banyak komunitas ekspatriat asal Inggris, yang terpikat oleh perekonomian mereka yang kuat, sistem hukum yang mapan, dan ikatan sejarah dengan Inggris. Tujuan populer lainnya termasuk Thailand, khususnya Bangkok dan Chiang Mai, karena biaya hidup yang relatif rendah dan budaya yang dinamis. Malaysia, Vietnam, dan, baru-baru ini, negara-negara seperti Indonesia dan Filipina, juga menerima peningkatan jumlah ekspatriat asal Inggris. Jepang, dengan budayanya yang sangat khas dan perekonomiannya yang sangat maju, juga memiliki tingkat ekspatriat asal Inggris yang konsisten, umumnya terkonsentrasi di Tokyo dan kota-kota besar lainnya.
Perubahan Zaman Sejak Tahun 2000: Pergeseran Arus
Profil ekspatriat Inggris di Asia telah berubah secara dramatis sejak pergantian milenium. Awal tahun 2000an masih mengikuti model tradisional ekspatriat, dengan banyak yang mendapatkan posisi mengajar atau posisi di perusahaan multinasional yang sudah mapan. Namun ada beberapa faktor yang menyebabkan pergeseran lanskap.
Kebangkitan Tiongkok sebagai kekuatan ekonomi telah menarik sejumlah besar profesional Inggris ke kota-kota besar di negara tersebut, seperti Shanghai dan Beijing, sejak tahun 2000an dan awal tahun 2010an. Namun, belakangan ini, hal tersebut mulai berubah, dan kini banyak orang yang menganggap Asia Tenggara sebagai pilihan yang lebih baik. Pertumbuhan perekonomian di Asia Tenggara, ditambah dengan meningkatnya biaya hidup di Tiongkok, telah memicu perubahan ini.
Meningkatnya keterhubungan di dunia, yang didorong oleh Internet dan aksesibilitas perjalanan udara, juga berperan dalam hal ini. Dalam banyak kasus, semakin mudah bagi orang untuk meneliti peluang, terhubung dengan calon pemberi kerja, dan mengelola urusan mereka dari jarak jauh, yang semuanya mendorong lebih banyak orang untuk mempertimbangkan kehidupan ekspatriat. Kemudahan membangun kehadiran online profesional, memastikan CV mereka mudah diakses oleh calon pemberi kerja, juga berperan.
Dampak Ekonomi: Jalan Dua Arah
Kehadiran ekspatriat asal Inggris di Asia mempunyai dampak tersendiri, baik di negara tuan rumah maupun di Inggris. Kehadiran ekspatriat Inggris biasanya memberikan kontribusi terhadap perekonomian Asia dalam hal kontribusi keterampilan, pengalaman, dan daya beli aktual. Mereka mengisi kekurangan di sektor tenaga kerja yang penting, membantu bisnis lokal dalam menjalankan operasionalnya, dan meningkatkan pendapatan pajak daerah.
Pada gilirannya, dampak ekonomi terhadap Inggris menjadi lebih ambigu. Meskipun kebanyakan orang menyamakan migrasi ekspatriat dengan hilangnya bakat, penting untuk menyoroti kontribusi signifikan ekspatriat terhadap perekonomian Inggris. Banyak dari mereka yang masih memiliki hubungan kuat dengan Inggris melalui uang yang mereka kirimkan ke kerabat mereka, investasi properti di Inggris, dan orang-orang yang kembali yang membawa pengalaman internasional yang sangat berharga. Pengetahuan dan jaringan yang mereka bangun di luar negeri juga dapat bermanfaat bagi bisnis Inggris yang berupaya memasuki pasar Asia.
Meskipun statistik yang akurat sulit didapat, diperkirakan pengiriman uang ekspatriat Inggris ke seluruh dunia mencapai miliaran pound setiap tahunnya untuk perekonomian Inggris. Ditambah lagi dengan manfaat tak berwujud dari konektivitas global dan transfer pengetahuan, yang membuat ekspatriat asal Inggris menjadi kontributor penting bagi perekonomian Inggris – sebuah peran yang jarang diketahui. Kisah mereka, sebagaimana tercermin dalam CV mereka yang beragam, merupakan narasi keterhubungan global yang kompleks dan terus berubah.
